SAHAM
 

Average Down Saham Adalah: Pengertian, Manfaat, Rumus, dan Studi Kasusnya

by Rifda Arum Adhi Pangesti - 30 Aug 2024 - Reviewed by Lia Andani.

 

Istilah di dunia saham yang wajib kamu pahami adalah average down saham karena menjadi strategi jitu dalam pembelian saham. Pada dasarnya, average down saham alias Avg saham ini menjadi strategi yang harus dilakukan investor ketika hendak membeli saham.

Namun perlu dipahami bahwa strategi ini harus melewati rumus dan penghitungan yang matang. Jangan sampai kamu salah strategi sehingga malah mendapatkan risiko tinggi. 

Yuk, segera simak penjelasan mengenai definisi average down saham hingga rumusnya. 

 

Pengertian Average Down Saham 

Average down saham adalah sebuah strategi investasi yang dilakukan investor untuk membeli saham secara bertahap saat harga saham sedang turun. Tindakan ini dilakukan supaya harga rata-rata saham yang dimiliki menjadi lebih rendah sehingga dapat mengecilkan kerugian (floating loss).

Contohnya, seorang investor membeli 100 lembar saham dengan harga Rp500.000 per lot. Lalu, satu minggu kemudian harganya turun ke Rp400.000. 

Investor pun memborong kembali dengan jumlah lembaran yang sama. Sehingga, harga rata-rata saham tersebut menjadi Rp450.000.

Logika utama dibalik penerapan strategi avg saham adalah investor tidak mengharapkan harga naik, walaupun harganya naik, mereka tidak akan membeli sahamnya. Investor hanya akan membeli saham jika harga terus turun.

 

Manfaat Averaging Down Saham Bagi Investor

Strategi average down saham tentunya memberikan manfaat bagi investor. Manfaat utamanya adalah investor mendapatkan peluang untuk memperoleh keuntungan yang cukup besar.

Namun perlu dipahami, strategi ini membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana pola candlestick bekerja.

FYI, pola candlestick ini adalah jenis grafik saham yang biasanya digunakan dalam analisis teknikal. Pola ini menunjukkan harga tertinggi, harga terendah, harga pembukaan,maupun harga penutupan suatu saham dalam periode waktu tertentu.  

Selain itu, kamu juga harus punya kemampuan untuk membedakan mana saham yang mengalami penurunan jangka pendek dan mana saham yang berganti dari trend naik menuju turun secara terus menerus.

Hal tersebut karena harga saham dapat menjebak khususnya investor pemula. Jika kamu memahami jebakan harga, salah satu cirinya yaitu emiten yang terlihat undervalued tetapi sebenarnya tidak.

Tak hanya itu saja, kamu dapat menggunakan average down saham sebagai alat analisis untuk mengidentifikasi kapan harga Avg saham yang optimal.

Misalnya ketika ada emiten yang sedang melakukan restrukturisasi, maka kamu mungkin melihat pergerakan harga sahamnya turun. Sementara, secara fundamental berupa laporan keuangannya (yaitu pendapatan, laba, tingkat utang, dll.) itu justru naik.

Walaupun sedang turun, strategi Avg saham bisa membuat kamu unggul jika harga saham perusahaan mulai naik setelah restrukturisasi.

 

Kekurangan AVG Saham

Meskipun strategi average down saham alias Avg saham ini menguntungkan investor, tetapi tentu saja memiliki kekurangan. Risiko utama dari averaging down dalam saham adalah jika harga saham terus turun maka kamu bisa kehilangan uang atas investasi tersebut. 

Sayangnya, strategi ini sulit diterapkan apalagi jika kondisi perekonomian negara tengah bergejolak. Mengingat salah satu risiko investasi saham adalah kondisi ekonomi politik negara yang mencakup kebijakan pemerintahannya. 

Itulah mengapa penting untuk mempertimbangkan bagaimana membeli saham tambahan dari saham tertentu, karena dapat berpengaruh pada alokasi aset keseluruhan portofolio kamu. Tetap selaraskan antara profil risiko dengan target profit.

 

Studi Kasus Dalam Penerapan Average Down Saham

1. Studi Kasus 

Seorang investor membeli 100 lembar saham dengan harga Rp1.000.000 per saham, dan harga tersebut turun 10% menjadi Rp900.000, lalu mereka membeli lagi dengan jumlah 1 lot.

Investor harus menunggu pergerakan naik, harga tersebut naik menjadi satu juta per lembar kembali. Mereka akan mendapatkan capital gain sebanyak 10%.

Meskipun avg saham mempunyai beberapa strategi lain, sebenarnya avg saham bukan strategi investasi yang sehat.

Avg saham lebih kepada pencegahan emosional dalam berinvestasi. Oleh karena itu, mereka memungkinkan investor untuk mengatasi berbagai bias kognitif atau emosional.

 

Pertimbangan Khusus:

Masalahnya, ada beberapa investor khususnya pemula yang masih belum bisa membedakan antara penurunan sementara (koreksi) atau pembalikan trend naik ke turun.

Meskipun mungkin ada nilai intrinsik yang tidak diketahui, membeli saham tambahan sebagai averaging down mungkin bukan alasan yang baik untuk meningkatkan persentase portofolio investor.

Trader teknikal melihat peluang bahwa averaging down saham adalah pendekatan hemat biaya untuk mengakumulasi kekayaan.

Investor jangka panjang melihat strategi ini sebagai pendekatan nilai untuk berinvestasi. Karena mereka terus menambah modal berupa jumlah lot pada saham yang bisa dibilang murah.

Investor yang menambahkan eksposur ke saham yang dinilai terlalu rendah serta menggunakan teknik manajemen risiko yang cermat. Kamu bisa mendapatkan return signifikan pada masa yang akan datang.

Banyak investor profesional yang mengikuti strategi berorientasi pada nilai, termasuk Warren Buffett, Dia telah berhasil menggunakan AVG saham sebagai bagian dari strategi yang lebih besar yang ia lakukan dengan hati-hati dari waktu ke waktu. 

 

Cara Menghitung Average Down Saham

Untuk mengetahui situasi pasar yang tepat ketika ingin melakukan strategi ini, kamu bisa melihatnya dengan bantuan perhitungan average down.

Studi Kasus Kedua

Untuk cara menghitung average down saham, merujuk pada harga yang berbeda di satu saham yang sama. 

Adapun, hasil hitungan Average Down ini, nantinya akan menampilkan besaran rata-rata harga saham. Berikut rumusnya:

Average down = ((harga1 x lot1)+(harga 2xlot2)+(harga3xlot3)+… }
—————————————————————————————————
Total lot

 

Untuk menghitungnya, kamu harus mengetahui harga saham lot 1, lot 2, lot 3 dan seterusnya, di mana harganya harus lebih tinggi dari sebelumnya.

 

Agar lebih paham, yuk kita simak contoh kasus berikut ini:

Investor X, punya saham di perusahaan A (yang sedang turun harga)
Investor X yakin bahwa perusahaan A bisa kembali naik.


Investor X, melakukan strategi averaging down (membeli saham dengan cara bertahap), dengan cara berikut:

Pembelian saham ke 1: 100 lot (Rp1.000)
Pembelian saham ke 2: 200 lot (Rp750)
Pembelian saham ke 3: 300 lot (Rp500)
Total lot yang dibeli Investor X adalah 600 lot. 

 

Berapa harga rata-rata saham atau averaging down (AD) yang digunakan investor X?

AD    =  {(Rp1.000 x 100) + (Rp750 x 200) + (Rp500 x 300)}
————————————————————————
600

=  100.000 + 150.000 + 150.000
————————————————————————
                      600

= 450.000
————————————————————————
600

=Rp750 per lembar (Nilai averaging down perusahaan A), di mana harga lebih rendah dari harga pasar

 

Cara Menggunakan Averaging Down dalam Saham

Jika merasa cocok dengan risiko strategi averaging down, tips ini bisa menolong portofolio saham milikmu!

1. Lakukan Analisis Secara Mendalam

Sekali lagi, memahami fundamental perusahaan itu termasuk hal yang penting. Hal tersebut berguna untuk mengetahui seberapa layak emiten tersebut.

Salah satu tips ini bisa menolong kamu membedakan penurunan harga jangka pendek dari tren turun berkelanjutan.

 

2. Periksa Sentimen Pasar

Selain mengecek faktor apa yang menyulut harga perusahaan turun secara internal, pertimbangkan juga pasar yang lebih dominan secara keseluruhan.

Kalian bisa menganalisis grafik emiten terkait. Faktor apa yang memicu volatilitas, area support dan resisten dan teknikal lainnya yang berkaitan dengan arah harga. 

3. Tetapkan Batas

Salah satu cara untuk meminimalkan potensi kerugian dengan avg saham adalah dengan memilih titik keluar yang akan menjadi tolak ukur berakhirnya transaksi. Bisa juga kamu jadikan tolak ukur untuk membeli saham tambahan.

Keuntungan punya batasan semacam ini bisa menghindari kamu untuk over-trading.

 

Sudah Siap Untuk Berinvestasi Saham?

Nah, di aplikasi saham InvestasiKu, kamu juga bisa menghitung averaging down, lho! Jadi, secara otomatis kamu bisa mengetahui nilai rata-rata harga saham, dengan fitur average down ini.

Kamu bisa tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk menghitung nilai average down secara manual sendiri.

Yuk, mulai investasi saham di InvestasiK dengan ratusan emiten yang tersedia. Mulai dari emiten saham syariah seperti Bank Syariah Indonesia (BRIS), Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), Bank BTPN Syariah (BTPS), dan Bank Panin Dubai Syariah (PNBS). 

Namun, jika kamu memilih investasi konvensional maka ada Bank Centra Asia (BBCA),  Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan lainnya. 

Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik. 

 

Penulis: Dany Mauriz Gibran 

 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.care@investasiku.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2025 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO