KEUANGAN
 

8 Tips Menabung Dana Darurat Tanpa Stress, Sesuaikan Kondisi Finansialmu

by Rifda Arum Adhi Pangesti - 12 Feb 2025 - Reviewed by Lia Andani.

 

Pembahasan tentang dana darurat sudah pasti tidak akan jauh-jauh dari tips menabungnya. Berapapun target dana darurat, kamu harus tetap menyesuaikan kondisi finansial. 

Jangan sampai kamu malah terpikir untuk berhutang untuk menabung dana darurat. Itu sama saja dengan gali-tutup lubang yang sama. 

Nah, berikut ini tips menabung dana darurat tanpa stress!

 

8 Tips Nabung Dana Darurat Anti Stress

Dalam artikel ini, tips menabung dana darurat menggarisbawahi “anti stress” karena memang sebagian besar orang masih struggle dalam menghadapi kondisi finansialnya.

Ditambah lagi, kondisi perekonomian negara ini juga tidak begitu stabil—contohnya kenaikan pajak pada Februari 2025 besok. 

Meski demikian, kamu harus senantiasa menabung dana darurat supaya dapat tetap bertahan hidup di waktu-waktu kedepannya. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok ‘kan

 

1. Tanamkan Mindset Pentingnya Dana Darurat

Supaya tetap konsisten dalam menabung dana darurat, kamu harus menanamkan mindset bahwa dana darurat itu penting. 

Adanya dana darurat justru membuat perasaan dan pikiranmu tenang, seolah memiliki “backingan” untuk menghadapi peristiwa tak terduga. 

Jadi, sebelum kamu foya-foya atau membeli barang secara konsumtif, pikirkan kembali akan pentingnya dana darurat. 

Jangan sampai kamu menyesal di masa depan karena uangmu habis akibat FOMO. 

 

2. Gunakan Kalkulator Finansial

Hitung segala rencana maupun tujuan keuangan dengan kalkulator finansial dari InvestasiKu. 

Ada banyak fitur yang ditawarkan. Mulai dari kalkulator finansial, kalkulator pokok hutang, kalkulator pelunasan kartu kredit, kalkulator pembelian investasi, kalkulator dana pensiun, hingga tabungan pendidikan anak. 

Gunakan kalkulator finansial ini untuk mengatur anggaran bulanan. Jangan malu apabila kamu punya angsuran besar karena setiap orang juga memilikinya. 

Asal tetap kamu lunasi secara konsisten sambil tetap menabung dana darurat. 

 

3. Atur Anggaran dengan Metode 50/30/20

Sebenarnya, kamu dapat menggunakan berbagai metode tidak harus 50/30/20 yang mana bergantung pada kondisi finansial dan kebutuhanmu. 

Namun, jika kamu menggunakan metode ini maka pembagian uangnya adalah:

  • 50% untuk kebutuhan harian dan tagihan,
  • 30% untuk hiburan atau self-reward,
  • 20% untuk ditabung dana darurat atau bahkan diinvestasikan. 

 

Apabila kamu punya angsuran atau pokok hutang, hitunglah dengan kalkulator finansial supaya lebih kredibel hasilnya. 

Jika ternyata kebutuhan harian dan tagihanmu cukup besar, maka kisaran untuk dana darurat dapat dikurangi menjadi 15%. 

 

Baca Juga: Pentingnya Literasi Keuangan Buat Milenial dan Gen-Z

4. Hitung Target Dana Darurat

Sebenarnya, setiap individu itu memiliki kisaran dana darurat masing-masing, bergantung pada kebutuhan dan kewajibannya. Jadi, sekalipun kamu dan temanmu bekerja di posisi yang sama, tetapi bukan berarti kisaran dana daruratnya juga sama. 

Misalnya kamu adalah seorang yang belum memiliki pasangan, maka besaran dana darurat akan lebih kecil daripada yang sudah berkeluarga. 

Berikut ini contoh besaran dana darurat berdasarkan siklus hidup:

  • Berstatus single = 3-6 kali lipat dari pengeluaran per bulan
  • Punya pasangan dengan 1 anak = >6-9 kali lipat dari pengeluaran per bulan
  • Punya pasangan dengan 2 anak = >9-12 kali lipat dari pengeluaran per bulan
  • Punya pasangan dengan 3 anak = >12-15 kali lipat dari pengeluaran per bulan

 

Mengapa besaran nominal dana darurat berada di rentang angka 6-12 kali lipat dari pengeluaran per bulan? Karena jika individu tersebut mengalami musibah dan memiliki dana darurat sebesar 3x lipat dari pengeluarannya per bulan, artinya dia dapat memenuhi kebutuhan selama 3 bulan. 

Cara menghitung dana darurat secara sederhana adalah dengan mengalokasikan 10%-20% dari penghasilan bulanan. 

Jika kamu sering membaca serba-serbi cara menabung, pasti terdapat cara berupa strategi 50-30-20; dimana 20% dialokasikan sebagai dana darurat. 

Nah, sebenarnya nominal persenan tersebut juga tidak sepenuhnya akurat karena memang bergantung pada masing-masing kondisi finansial dan kebutuhan individu. 

Jadi, kamu bisa menggunakan nominal 10% maupun 20%, bergantung dari seberapa banyak kebutuhan sehari-harimu. 

 

Misalnya, gaji bulananmu adalah Rp6 juta. Maka, sisihkan 20% dari Rp6.000.000 yakni Rp1.200.000 untuk dana darurat. 

Namun, jika kamu hendak menggunakan 10% dari Rp6.000.000, maka sisihkan Rp600.000 sebagai dana darurat. 

 

5. Investasikan pada Instrumen yang Sesuai

Sebagian besar orang akan menempatkan dana darurat pada tabungan bank saja karena tujuannya memang “menyimpan”. 

Namun, dana darurat itu juga bisa membuahkan untung apabila diinvestasikan pada instrumen investasi yang sesuai. 

Jika kamu ada tipikal orang yang konservatif alias masih takut untuk menghadapi risiko investasi, maka bisa berinvestasi dengan nominal sebagian saja. 

Lagipula, ada banyak pilihan instrumen investasi untuk menjadi alokasi dana darurat. Salah satunya reksa dana pasar uang. 

Alasan utama mengapa reksadana pasar uang cocok bagi masyarakat kalangan ke bawah maupun menengah adalah karena risikonya pun rendah. 

Jenis reksa dana ini bahkan mudah dalam proses pencairannya, sehingga cocok sebagai alokasi dana darurat yang mana memang dibutuhkan saat situasi tidak terduga. 

Pada tahun 2021 silam, return terbaik dan tertinggi pada reksa dana pasar uang berada dalam persentase 6%.

FYI, kamu dapat bergabung pada grup Discord Komunitas InvestasiKu yang akan memberikan banyak saran seputar investasi. 

Sekalipun pemula, kamu akan dapat rekomendasi saham yang berpotensi untung. Coba yuk gabung ke grup Discord, dengan klik di sini

 

Baca Juga: Financial Freedom - Pengertian dan Cara Mencapainya!

 

6. Cari Freelance Untuk Tambahan

Sekarang ini, banyak kerja sampingan yang dapat kamu peroleh dari sosial media untuk menambah pundi-pundi dana darurat. 

Gunakan skill-mu untuk menjadi freelancer, sehingga tidak hanya menambah portofolio saja tetapi juga menambah jumlah dana darurat. 

Jika kamu belum punya skill mumpuni, kamu dapat memilih freelance yang mudah. Misalnya dropshipper, berjualan aplikasi online, penerjemah, dan lainnya. 

Daripada weekend tidak melakukan hal apapun, lebih baik melakukan freelance ini sehingga uangnya dapat ditabung menjadi dana darurat. 

 

7. Jual Barang Preloved

Untuk mendapatkan uang tambahan demi menabung dana darurat tidak hanya dari freelance saja, tetapi juga dengan menjual barang-barang preloved

Coba buka lemari pakaian atau rak sepatu milikmu. Apakah ada barang-barang yang kondisinya masih layak tetapi sudah jarang kamu pakai. 

Jika ada, jual saja sebagai barang preloved daripada menumpuk di kamar. 

Kamu dapat menjualnya di e-commerce atau mempromosikannya melalui sosial media. Sekalipun itu barang preloved, tetapi tetap banyak peminatnya. 

Nah, uang hasil penjualan barang preloved itu dapat kamu masukkan ke tabungan dana darurat. Jangan malah digunakan untuk membeli barang-barang baru lagi. 

 

8. Kurangi Pengeluaran yang Tidak Perlu

Apakah kamu sadar bahwa generasi saat ini tengah mengalami latte effect?

Latte effect adalah kebiasaan membelanjakan uang dalam jumlah kecil, tetapi secara teratur. Alhasil, tetap berefek besar pada kondisi keuangan setiap bulannya. 

Misalnya kamu menggunakan uang untuk berlangganan Netflix, Spotify, atau bahkan rutin membeli kopi setiap paginya. Sekalipun jumlahnya kecil, tetapi jika teratur setiap bulannya maka akan tetap boros. 

Maka dari itu, kamu harus mengurangi pengeluaran-pengeluaran tersebut. 

Untuk Spotify, kamu dapat menghentikan langganan bulanannya. Lagipula, tidak apa-apa kan jika kamu mendengarkan iklan sejenak saat memutar lagu?

Untuk kopi setiap pagi, kamu dapat mengakali dengan menyeduh sendiri dari kopi sachet. Memang rasanya tidak akan sama, tetapi demi menabung dana darurat di tengah situasi perekonomian negara yang tidak stabil ini. 

 

Baca Juga: Inflasi Gaya Hidup - Ketika Kenaikan Standar Hidup Menjadi Beban Finansial

 

Mau Mengalokasikan Dana Darurat Pada Produk Investasi?

Nah, itulah tips menabung dana darurat yang wajib dipahami setiap orang supaya siap dalam menghadapi hal-hal darurat yang bakal terjadi kedepannya. 

Supaya dana daruratmu tidak hanya “diam” saja di rekening bank, mungkin bisa kamu investasikan sebagian pada berbagai instrumen investasi. 

Selain aman, juga dapat menambah keuntungan, seperti saham, reksa dana, maupun obligasi. 

Berhubung sekarang ini segalanya sudah serba canggih, maka kamu bisa membeli sekaligus memantau saham, reksa dana, maupun obligasi yang stabil hanya melalui aplikasi saja, salah satunya InvestasiKu

Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik. 


 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.care@investasiku.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2025 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO