Suatu kinerja apapun sangat memerlukan perencanaan, terlebih lagi yang berkaitan pada keuangan.
Manusia di muka bumi ini pasti akan senantiasa memegang, memiliki, dan mengurus uang sebaik-baiknya一sebab keberadaannya yang terbatas.
Konteks terbatas di sini berarti uang tersebut tidak akan kekal begitu saja. Contoh: ketika kamu gajian, uang yang sudah ada di tangan bahkan tidak ada waktu seminggu sudah habis karena digunakan sebagai alat transaksi keperluan sehari-hari.
Nah, supaya gajianmu tidak sekadar numpang lewat begitu saja, kamu harus melakukan perencanaan keuangan. Bagaimana konsepnya? Yuk, simak pembahasannya berikut ini!
Apa Itu Perencanaan Keuangan?
Perencanaan keuangan menjadi pondasi penting dalam kegiatan pengelolaan keuangan yang berpengaruh pada keputusan apapun. Mulai dari menabung, berinvestasi, atau bahkan hanya “menganggurkan” dana begitu saja.
Singkatnya, perencanaan keuangan adalah strategi untuk membantu mencapai apapun tujuan keuangannya.
Tujuan keuangan setiap orang maupun organisasi itu berbeda-beda.
Contoh: Metawin melakukan perencanaan keuangan supaya dapat membeli motor baru.
Perencanaan keuangan meliputi pengelolaan pendapatan dan pengeluaran, aset dan utang, perencanaan investasi, perencanaan pensiun, perencanaan pajak, hingga perencanaan warisan sekalipun.
Maka dari itu, perencanaan keuangan justru menjadi peta jalan bagi individu, keluarga, bisnis UKM, hingga perusahaan besar sekalipun.
Nah, supaya perencanaan keuangan berjalan maksimal maka harus benar-benar “melacak” apa saja pengeluaran dan pemasukan, sekecil apapun一bahkan jika itu hanya membayar tukang parkir.
Sekilas memang ribet, tetapi justru perencanaan keuangan ini akan menjadi hal yang sangat kamu syukuri di masa depan. Hal tersebut karena perencanaan keuangan penting untuk:
- Menghadapi sikon ketidakpastian di negara yang tengah gonjang-ganjing ini.
- Merealisasikan tujuan.
- Menyejahterakan diri di masa depan.
Lagipula, perencanaan keuangan ini juga bagian dari literasi keuangan sehingga sangat bermanfaat bagi siapapun dalam umur berapapun.
Baca Juga: Mindset & Disiplin Keuangan: Antarkan Masa Muda Menuju Financial Freedom!
Faktor Pengaruh Perencanaan Keuangan Seseorang
Setiap individu itu tidaklah sama, sehingga dalam perencanaan keuangan juga pasti berbeda.
Sekalipun kamu dan temanmu berusia yang sama, kerja pada tempat dan posisi yang sama, lulusan universitas yang sama, tetapi perencanaan keuangan tetap berbeda.
Semua itu bergantung pada beberapa faktor berikut ini:
- Status perkawinan
- Kondisi pekerjaan
- Usia
- Tingkat pendidikan
- Kondisi kesehatan
- Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan
- Kebutuhan sehari-hari
- Kondisi perekonomian nasional
- Literasi keuangan yang diperoleh
Secara garis besar, faktor yang paling berpengaruh pada proses perencanaan keuangan ini adalah tingkat pendapatan.
Namun, hal ini juga harus dibarengi dengan literasi keuangan sekaligus jumlah tanggungan dan kebutuhan sehari-hari.
Misal: Kirino dan Naravit sama-sama karyawan dengan pendapatan Rp5 juta per bulan. Kirino sudah berkeluarga, sementara Naravit belum.
Kirino memiliki literasi keuangan yang baik, termasuk perencanaan keuangan yang detail. Alhasil, dengan pendapatan Rp5 juta setiap bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Di sisi lain, Naravit justru pemahaman literasi keuangannya rendah dan bahkan tidak melakukan perencanaan keuangan apapun. Alhasil, belum genap sebulan saja gaji Rp5 juta tersebut sudah habis begitu saja.
Baca Juga: 8 Tips Menabung Dana Darurat Tanpa Stress, Sesuaikan Kondisi Finansialmu!
Langkah Perencanaan Keuangan Secara Umum
- Tetapkan dulu apa tujuan keuanganmu baik itu jangka pendek, menengah, atau bahkan panjang. Contoh: ingin membeli handphone terbaru, beli mobil, beli rumah, beli emas, pendidikan anak, persiapan pensiun, dan lainnya.
- Kumpulkan informasi keuangan yang memang relevan dengan tujuan keuangan tersebut. Misalnya jumlah pendapatan, jumlah pengeluaran, aset yang dimiliki (sertifikat kepemilikan), dan kewajiban yang sedang ditanggung (tagihan).
- Analisis situasi keuangan saat ini dan evaluasi pada akhir bulan. Hitung kekayaan bersih dengan (total aset─kewajiban). Lakukan penilaian dengan laporan arus kas.
- Kembangkan rencana keuangan dengan mengelola anggaran, tabungan, investasi, asuransi, pajak, hingga pensiun.
- Pantau rencana keuangan supaya tetap relevan dengan tujuan tadi. Lakukan evaluasi jika ternyata terjadi perubahan situasi keuangan pribadi atau kondisi ekonomi negara.
Baca Juga: Alokasi Dana Darurat Bagusnya Dimana? Ini 6 Opsinya!
7 Rencana Kebebasan Keuangan (Financial Freedom)
Financial freedom adalah kondisi dimana seseorang sudah punya kendali penuh atas keuangannya dan tidak bergantung pada penghasilan bulanannya.
Individu demikian biasanya sudah bebas dari utang apapun, memiliki pendapatan aktif dan pasif yang rutin, sehingga tidak lagi mengalami kekhawatiran finansial apapun.
Menurut Grant Sabatier (2020), setidaknya ada 7 rencana untuk menuju financial freedom ini, yakni:
1. Dasar Hidup (Baseline Living), ditandai dengan adanya:
- Seseorang tersebut sudah mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan utilitas.
- Sudah mulai menabung dana darurat.
2. Bebas Hutang (Debt Freedom), ditandai dengan adanya:
- Sudah berhasil melunasi semua utangnya termasuk kartu kredit, cicilan, pinjaman, KPR, hingga PayLater.
- Sudah mampu mengalokasikan uang ke tabungan maupun investasi.
3. Keamanan Keuangan (Financial Security), ditandai dengan adanya:
- Sudah punya dana darurat yang setidaknya cukup untuk menutupi 3-6 bulan hidup ke depannya.
- Sudah merasa aman secara finansial dan siap menghadapi situasi apapun yang tak terduga一terutama yang berkaitan dengan finansialnya.
4. Mandiri dalam Pendapatan (Income Independence), ditandai dengan adanya:
- Memiliki passive income yang bahkan mampu menutupi sebagian besar pengeluaran.
- Sudah tidak terlalu bergantung pada gaji dari pekerjaan utama.
5. Kebebasan Finansial (Financial Freedom), ditandai dengan:
- Telah berhasil mengumpulkan kekayaan yang cukup dan bahkan mampu menutupi seluruh pengeluaran tanpa harus bekerja secara fisik.
- Punya pilihan apakah ingin tetap bekerja atau tidak.
6. Merdeka secara Finansial (Financial Independence), ditandai dengan adanya:
- Punya aset kekayaan yang cukup, bahkan dapat pensiun dini.
- Berhasil mengalokasikan waktu sisa hidup untuk hal-hal yang disukai atau hobi.
7. Kedaulatan Finansial (Financial Sovereignty), ditandai dengan adanya:
- Punya kekayaan yang bahkan jauh melebihi kebutuhan sehari-hari.
- Cenderung mampu memberikan dampak positif bagi orang di sekitarnya.
Baca Juga: Siap Capai Rp10 Juta atau Rp100 Juta Pertamamu Melalui Investasi?
Siap Mencapai Financial Freedom dengan Perencanaan Keuangan?
Nah, itulah pembahasan tentang bagaimana konsep perencanaan keuangan yang harus senantiasa kamu pikirkan sejak sekarang. Tidak apa-apa, secara perlahan saja supaya di masa tua nanti kamu tidak menyesal.
Salah satu strategi jitu dalam perencanaan keuangan adalah dengan berinvestasi. Supaya memperoleh return jumbo, sebaiknya pilihlah saham blue chip seperti BBCA dan BBRI yang mana dalam 5 tahun cenderung dapat memberikan return stabil.
Kamu juga bisa memilih reksa dana pendapatan tetap maupun reksa dana saham. Semuanya bergantung pada profil risikomu.
Berhubung sekarang ini segalanya sudah serba canggih, maka kamu bisa membeli sekaligus memantau saham, reksa dana, maupun obligasi yang stabil hanya melalui aplikasi saja, salah satunya InvestasiKu.
Jangan khawatir sebab aplikasi ini telah berada di bawah pengawasan OJK sehingga aman dan terpercaya. Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.
Sumber:
Widhiastuti, Susanti. (2024). Pengelolaan Perencanaan Keuangan: Strategi Cerdas dan Efektif Mengubah Keuangan Anda. CV Mega Press Nusantara: Sumedang.