Dewasa ini, keberadaan literasi keuangan alias financial literacy sangat bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang di sekitar. Semakin rendah literasi keuangan justru akan berdampak pada bagaimana proses pembuatan keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia, generasi millennial (Gen Y) dan Gen Z saat ini telah mendominasi seluruh kehidupan karena memang generasi tersebut sedang berada dalam usia produktif. Ditambah lagi fakta bahwa dua generasi tersebut sangat menguasai teknologi yang maju, pola pikir yang lebih terbuka, dan lebih konsumtif. Padahal sebenarnya, literasi keuangan sangat penting bagi dua generasi tersebut sekalipun memiliki rentang jarak tahun kelahiran yang jauh.
FYI, OJK pernah melakukan survey pada tahun 2016 tentang tingkat literasi keuangan di sejumlah negara ASEAN. Hasilnya, Indonesia menempati peringkat terendah yakni 29,7%. Sementara negara lain seperti Malaysia (66%), Thailand (73%), dan Singapura (98%).
Memangnya, seberapa penting literasi keuangan buat milenial dan Gen Z? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Definisi Literasi Keuangan
Sebelum membahas bagaimana cara menata literasi keuangan buat milenial dan Gen Z, kamu harus tahu terlebih dahulu apa definisi dari literasi keuangan itu.
Literasi keuangan alias financial literacy adalah pengetahuan seseorang tentang bagaimana cara mengelola keuangan pribadi supaya hidupnya lebih sejahtera. Sebenarnya, literasi keuangan ini menjadi kebutuhan paling dasar untuk setiap orang supaya terhindar dari masalah keuangan.
Pihak OJK juga pernah berpendapat tentang definisi literasi keuangan. Menurut OJK, financial literacy adalah segala pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap maupun perilaku guna meningkatkan kualitas pengambilan keputusan serta pengelolaan keuangan supaya hidup lebih sejahtera.
Secara langsung, literasi keuangan bertujuan untuk 2 hal:
- Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan keuangan dari seorang individu
- Sikap dan perilaku individu dalam mengelola keuangannya menjadi lebih baik.
Kesulitan keuangan itu dapat muncul jika terjadi kesalahan dalam proses pengelolaan keuangan. Sayangnya, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mengakses pengetahuan tersebut.
Padahal, jika setiap individu memiliki literasi keuangan yang cukup justru dapat menunjang kehidupannya lebih sejahtera. Melalui pengelolaan keuangan yang tepat dan bagaimana pemahaman literasi keuangan yang baik, maka taraf hidup masyarakat dan keamanan finansial akan lebih meningkat.
Katakanlah ada seseorang yang memiliki tingkat penghasilan tinggi tetapi pengelolaan keuangannya tidak tepat, maka hidupnya akan boros dan keamanan finansial pasti akan sulit tercapai.
Tingkatan Literasi Keuangan
Tak dapat dipungkiri, proses pembuatan keputusan yang salah dalam hal keuangan malah akan berakhir pada pengelolaan keuangan yang buruk. Tingkatan literasi keuangan setiap orang itu berbeda-beda, bahkan bergantung pada generasi, gender, kondisi ekonomi, dan penghasilan setiap bulannya.
Hingga detik ini, masyarakat Indonesia masih sangat butuh edukasi tentang literasi keuangan supaya kehidupannya makin sejahtera. Pada tahun 2013, pihak OJK pernah membagi tingkatan literasi keuangan dalam penduduk Indonesia menjadi 4 bagian, yakni:
- Well Literate (21,84%), yakni orang-orang yang telah memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait jasa keuangan , sekaligus keterampilan menggunakan produk jasa keuangan.
- Sufficient Literate (75,69%), yakni orang-orang yang hanya sebatas memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan dan produk jasa keuangan.
- Less Literate (2,06%), yakni orang-orang yang hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan beserta produk dan jasanya. Namun tidak mengetahui tentang bagaimana fitur, manfaat, dan risikonya.
- Not Literate (0,41%), yakni orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan, keyakinan, dan keterampilan sama sekali terhadap lembaga jasa keuangan beserta produk jasanya.
Baca Juga: Latte Effect, Kebiasaan Tanpa Sadar Mempengaruhi Kondisi Keuangan
Faktor Pengaruh Literasi Keuangan
Ada banyak indikator yang harus diperhatikan ketika seseorang hendak melaksanakan literasi keuangan, khususnya untuk Gen Z. Mengingat Gen Z adalah mereka yang lahir di rentang tahun 1997 sampai 2012, maka usia mereka saat ini rata-rata 14 hingga 27 tahun.
Mayoritas dari mereka statusnya adalah pelajar, mahasiswa, fresh graduate, atau bahkan telah bekerja. Tak dapat dipungkiri, kebanyakan masih mendapatkan uang saku dari orang tua. Meskipun ada pula Gen Z yang bahkan sudah bekerja sambil sekolah sehingga tidak lagi mendapatkan uang saku.
Ada pula Gen Z yang bahkan telah menjadi tulang punggung keluarga. Nah, itulah mengapa literasi keuangan itu bergantung pada beberapa faktor. Mulai dari sosiodemografi, latar belakang keluarga, dan bagaimana kelompok pertemanan.
1. Sosiodemografi
Ada banyak penelitian yang telah membahas bahwa ternyata literasi keuangan seseorang itu dipengaruhi gender mereka. Hal ini mengacu pada teori nature, yang menyatakan bahwa ternyata wanita dan laki-laki itu kodrat serta bersifat universal.
Wanita cenderung lebih tidak percaya diri atas keberhasilan dalam segi keuangan di masa depan. Wanita juga kurang tertarik untuk belajar tentang literasi keuangan dibandingkan laki-laki. Sementara laki-laki justru lebih percaya diri dalam membuat keputusan keuangan.
Perbedaan ini mengindikasikan bahwa gender mempengaruhi literasi keuangan termasuk keputusannya untuk berinvestasi.
Namun ingat, penelitian ini dilakukan melalui sampel sehingga tidak menggambarkan secara pasti. Literasi keuangan tetap bergantung pada bagaimana pola pikir masing-masing individu.
2. Latar Belakang Keluarga
Pola asuh Ibu di dalam sebuah keluarga ternyata mampu berpengaruh pada literasi keuangan. Seorang Ibu yang memiliki gelar studi sarjana atau lebih, justru lebih mampu mengajari anak-anaknya untuk literasi keuangan. Mereka lebih unggul 19% dibandingkan Ibu yang lulus dari sekolah menengah.
3. Kelompok Pertemanan
Kelompok atau komunitas dalam sepermainan juga mempengaruhi literasi keuangan seseorang, termasuk juga pada pola konsumsi dan penggunaan uang. Misalnya kamu bergaul dengan kelompok yang selalu berfoya-foya, pasti secara tidak langsung mempengaruhi pola konsumsi sehari-hari.
Literasi Keuangan Untuk Millenial
Generasi milenial adalah mereka yang lahir pada tahun 1981 hingga 1994. Rentang usia mereka saat ini kira-kira adalah 28 sampai 43 tahun.
Jika melihat pada hasil penelitian, kebanyakan dari generasi milenial sudah menjabat di suatu perusahaan baik sebagai pegawai maupun profesional. Rata-rata pendapatan pun lebih dari Rp5.000.000.
Generasi millennial tumbuh dengan teknologi digital yang kian berkembang, khususnya internet hingga sosial media. Mereka cenderung masih aktif dalam komunitas online untuk berinteraksi dengan teman-teman sehobi.
Tantangan keuangan yang diterima oleh generasi milenial adalah kebanyakan dari mereka harus menjadi tulang punggung keluarga. Pertumbuhan biaya pendidikan dan hidup yang tinggi menjadikan mereka kesulitan membeli rumah dan tidak stabil kondisi ekonominya.
1. Buat Rencana Keuangan
Buat rencana keuangan yang jelas dalam 1 bulan. Bagi pendapatan bulanan dengan kisaran 50% untuk biaya sehari-hari, 30% untuk konsumtif atau hiburan, 20% untuk menabung.
Rata-rata generasi milenial itu telah menikah dan memiliki keluarga. Alhasil, rencana keuangan ini juga harus memikirkan bagaimana kehidupan bersama keluarga kecilnya selama bulan ini dan bulan selanjutnya.
2. Lakukan Investasi
Memang tidak semua, tetapi kebanyakan millennial telah stabil kondisi finansialnya. Jika kamu termasuk, segera pertimbangkan untuk investasi. Mulailah memperbanyak pengetahuan tentang investasi saham, reksa dana, obligasi, atau bahkan properti supaya masa depanmu lebih baik.
Saat ini, sudah banyak aplikasi yang menyediakan layanan investasi baik pada pemula maupun yang sudah profesional. Salah satunya di InvestasiKu yang tentunya telah diresmikan oleh OJK sehingga aman sejahtera!
Pada aplikasi InvestasiKu bahkan memiliki fitur ‘Financial Check Up’ untuk menghitung rencana keuangan dan peluang investasi.
3. Pertimbangkan Asuransi
Berhubung generasi millennial mayoritas sudah berkeluarga maka asuransi menjadi hal utama yang harus dipertimbangkan. Mulai dari asuransi kesehatan, asuransi jiwa, hingga asuransi kendaraan sekalipun. Asuransi ini menjadi bentuk perlindungan baik untuk diri sendiri maupun anggota keluarga.
4. Hindari Utang yang Tidak Perlu
Hindari mengambil utang untuk hal-hal yang tidak perlu, apalagi jika itu berkaitan dengan barang-barang konsumtif. Apabila memang ada utang seperti KPR maupun cicilan kendaraan, usahakan untuk segera membayarnya secepat mungkin.
5. Harus Memiliki Dana Darurat
Dana darurat harus diatur dalam hal literasi keuangan. Dana darurat ini diperoleh dari menyisihkan sebagian gaji. Ingat, dana darurat hanya boleh diambil jika memang dalam kondisi darurat seperti anak sakit.
Baca Juga: 11 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Literasi Keuangan Untuk Gen Z
Gen Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Rentang usia mereka saat ini adalah 12 sampai 27 tahun.
Mayoritas dari mereka statusnya adalah pelajar, mahasiswa, fresh graduate, atau bahkan telah bekerja. Tak dapat dipungkiri, kebanyakan masih mendapatkan uang saku dari orang tua. Meskipun ada pula Gen Z yang bahkan sudah bekerja sambil sekolah sehingga tidak lagi mendapatkan uang saku. Ada pula Gen Z yang bahkan telah menjadi tulang punggung keluarga.
Meskipun Gen Z tumbuh bersama perkembangan teknologi terkini, tetapi literasi keuangan mereka justru lebih rendah dibandingkan millennial yakni dibawah 60%. Wajar saja sebab dominan dari Gen Z belum memiliki situasi keuangan yang stabil sehingga belum matang dalam literasi keuangannya.
Jangankan untuk mengatur keuangan, memiliki uangnya saja tidak seberapa. Nah, berikut ini tips untuk Gen Z dalam mengelola keuangan sekalipun jumlah uangnya tidak seberapa:
1. Pelajari Skill Baru untuk Menambah Penghasilan
Bagi Gen Z, mumpung masih muda segera gunakan waktu dan energi untuk mempelajari skill baru. Di zaman serba digital seperti saat ini, ada banyak keterampilan baru yang mampu menunjang karir sekaligus penghasilan. Mulai dari desain, copywriting, content writing, SEO, virtual assist, coding, dan lainnya.
Manfaatkan bootcamp gratis secara daring dan coba ikut proyek kecil-kecilan. Nantinya, kamu akan terbiasa meng-handle proyek dan tawaran freelance akan datang. Klien pekerjaan freelance tak hanya dari dalam negeri saja, tetapi juga luar negeri dengan bayaran dolar!
2. Manfaatkan Platform Digital
Literasi keuangan dapat Gen Z pelajari melalui berbagai platform digital. Meningkatkan literasi keuangan tidak melulu dari seminar tetapi juga bacaan-bacaan artikel di internet.
Literasi keuangan ini mencakup bagaimana cara mengelola keuangan, asuransi, menggunakan bank online, e-wallet, hingga investasi baik dalam bentuk saham maupun reksa dana. Manfaatkan segala teknologi terkini untuk lebih kreatif.
3. Terapkan Frugal Living
Frugal living adalah gaya hidup hemat yang tentunya cocok bagi Gen Z dengan pendapatan masih dibawah rata-rata. Melalui frugal living ini, tidak hanya mengajarkan cara mengelola keuangan sehemat-hematnya, tetapi juga pada bagaimana investasi di masa depan.
Sebenarnya, memang cukup sulit ya untuk Gen Z tidak nongkrong di coffee shop atau membeli baju yang tengah tren. Namun ayo pelan-pelan kurangi gaya hidup konsumtif tersebut.
Baca Juga: Frugal Live, Cara Cerdas Hidup Hemat
Literasi keuangan baik untuk millenial dan Gen Z sama-sama mengajarkan untuk berinvestasi demi masa depan. Investasi ini dapat berupa saham maupun reksa dana yang tidak melulu dimulai dengan nominal besar. Investasikan sebagian sedikit pendapatanmu setiap bulan secara rutin di berbagai platform investasi terpercaya, salah satunya di InvestasiKu. Melalui InvestasiKu, kamu juga dapat menggunakan fitur Financial Checkup untuk menghitung kisaran rupiah yang harus disisihkan untuk investasi atau lainnya.
Sumber:
Nurhadi, Muhammad dan Andi Hidayat. (2021). Analisis Perbedaan Financial Literacy Berdasarkan Perspektif Gender (Studi Kasus pada Nasabah PT Bank BNI Persero Tbk. Cabang Parepare). YUME: Journal of Management, Vol 4 (3).
Ningtyas, Mega Noerman. (2019). Literasi Keuangan Pada Generasi Milenial. Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi Asia, Vol 13(1).