Bagi pemula, wajar saja jika kurang memahami definisi dari berbagai istilah dalam dunia investasi, salah satunya return.
Dapat dikatakan return ini adalah keuntungan dari aktivitas investasi tersebut.
Return tidak melulu didapatkan dari jenis investasi saham saja, tetapi juga pada reksadana.
Nah, kali ini kita akan membahas tentang pengertian return dalam dunia investasi.
Yuk, simak penjelasannya berikut!
Apa Itu Return Dalam Dunia Investasi?
Dari banyaknya istilah asing di dunia investasi, return paling sering dipakai karena menjadi tujuan utama dari aktivitas tersebut.
Return alias imbal balik adalah keuntungan yang diperoleh dari menanamkan dana investasi dalam jangka waktu tertentu.
Biasanya, return dinyatakan dalam bentuk nominal maupun persentase.
Dapat dikatakan bahwa return adalah uang yang dihasilkan, atau bahkan “hilang” dari aktivitas investasi selama periode waktu tertentu.
Hal ini juga mengacu pada pedoman “high risk-high return” dan “low risk-low-return”.
Artinya, semakin tinggi risiko yang berani dihadapi oleh investor maka akan semakin tinggi pula return yang diperoleh—begitu pula sebaliknya.
Perlu kamu ketahui bahwa beberapa investor memiliki persepsi khusus tentang return ini.
Ada sebagian investor yang menghitung return berdasarkan pada nilai laba berbanding pada modal investasi.
Sebagian lagi menghitung return berdasarkan nilai laba setelah pajak, inflasi, dan beban lainnya terhadap modal awal investasi.
Padahal sebenarnya, return tidak selalu tentang keuntungan yang diperoleh dari aktivitas investasi saja, tetapi juga kerugian yang menimpa investor.
Jika return positif maka akan menggambarkan keuntungan, sementara return negatif mewakili kerugian selama periode investasi.
Nah, melalui return ini, secara langsung menjadi aspek pendorong sekaligus yang memotivasi investor untuk berinvestasi.
Maka dari itu, investor juga perlu memperhitungkan secara khusus pada risiko dan harapan keuntungan secara maksimal.
Dari berbagai jenis investasi, baik reksadana maupun saham pasti akan mendapatkan return.
2 Jenis Return Dalam Investasi
Ada 2 jenis return dalam investasi yakni return ekspektasi dan return realisasi yang harus diketahui investor!
1. Return Ekspektasi
Return ekspektasi adalah imbal balik yang diharapkan (expectation) oleh investor dari aktivitas investasi untuk masa yang akan datang.
Sesuai namanya, tentu saja return ini belum terjadi.
Namun tingkat return dalam jenis ini dipengaruhi oleh bagaimana prospek perusahaan atau emiten di masa yang akan datang.
2. Return Realisasi
Return realisasi adalah imbal balik yang telah terjadi atau terealisasi.
Melalui jenis return ini, justru dapat menjadi dasar penentu keuntungan dan risiko yang kemungkinan terjadi di masa depan.
Return realisasi dapat dihitung berdasarkan data pengembalian historis dan menjadi tolok ukur untuk mengukur return ekspektasi.
Baca Juga: Akankah “AI” Menggantikan Manusia atau Broker Dalam Investasi Saham?
Komponen Return Dalam Investasi
Dalam sebuah return investasi baik itu berupa keuntungan maupun kerugian (risiko), pasti memiliki komponen utama yakni yield dan gain.
Yield
Yield adalah imbal balik yang mengacu pada pendapatan dari hasil produk investasi selama jangka waktu tertentu.
Besaran yield akan dinyatakan dalam bentuk persentase berdasarkan pada jumlah investasi. Nah, yield ini memiliki 2 bentuk yaitu bunga dan dividen.
1. Bunga
Imbal balik dalam rekening tabungan dan obligasi. Pemberian bunga telah diatur sejak awal supaya investor dapat menghitung besaran return yang kelak diterima.
2. Dividen
Imbal balik dalam investasi saham yang berupa keuntungan atau laba dari perusahaan (emiten). Jumlah dividen ini bergantung pada bagaimana kinerja perusahaan dan jenis sahamnya.
Capital Gain
Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor saat mereka menjual produk investasi dengan harga yang lebih tinggi dari modal awal.
Jika harga jual produk investasi lebih rendah dari modal awal, maka disebut sebagai capital loss alias kerugian modal.
Baca Juga: Sideways Saham - Pengertian, Ciri, Strategi, Kelebihan, dan Batasannya
Faktor Pengaruh Return Dalam Investasi
Besaran return dalam investasi itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Umumnya, pengaruh ini didapatkan dari kinerja perusahaan selaku emiten tempat investor menanamkan dananya.
1. Suku Bunga
Khususnya jika kamu berinvestasi pada jenis investasi saham, maka besaran suku bunga berpengaruh pada peluang keuntungan.
2. Inflasi
Hampir sama dengan risiko investasi, inflasi turut berpengaruh pada bagaimana return dalam sebuah investasi.
Jika terjadi inflasi, maka tentu saja jumlah modal yang dibutuhkan untuk aktivitas investasi akan semakin meningkat—karena harga pokok apapun naik.
3. Nilai Tukar
Nilai tukar khususnya pada mata uang asing turut berpengaruh pada return investasi.
Semakin kuat nilai mata uang, maka akan semakin besar pula besaran return investasi.
4. Risiko Pasar
Bagaimana kondisi pasar modal yang tinggi akan meningkatkan besaran return. Pun sebaliknya, jika kondisi pasar modal menurun maka besaran return juga akan turun.
5. Risiko Likuiditas
Faktor ini berkaitan dengan perdagangan saham di pasar sekunder.
Segala aset investasi yang berlikuiditas tinggi, justru dapat dibeli atau bahkan dijual secara cepat tanpa mengalami perubahan harga terlebih dahulu.
Baca Juga: Risiko Investasi Adalah - Pengertian dan 7 Jenisnya, Wajib Paham!
Sudah Siap Untuk Berinvestasi Untuk High-Return?
Nah, itulah penjelasan mengenai apa itu return alias imbal balik dalam aktivitas investasi. Yuk, mulai investasi saham di InvestasiKu dengan ratusan emiten yang tersedia.
Mulai dari emiten saham syariah seperti Bank Syariah Indonesia (BRIS), Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), Bank BTPN Syariah (BTPS), dan Bank Panin Dubai Syariah (PNBS).
Namun, jika kamu memilih investasi konvensional maka ada Bank Centra Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan lainnya.
Yuk, download InvestasiKu dan tanamkan saham demi masa depan yang lebih baik.