HEALINGVEST
 

Intip Fakta Kehidupan Masyarakat Korea Selatan, Benarkah Lebih Individualisme?

by Rifda Arum Adhi Pangesti - 03 Apr 2025 - Reviewed by Lia Andani.

 

Jika kamu sering nonton drakor, pasti banyak adegan tentang kehidupan orang Korea yang cenderung individualisme一terutama di kota besar. 

Saking senang menyendiri di rumah, muncul pula real-variety show bertajuk I Live Alone dari channel MBC yang menayangkan kehidupan sendirian para selebritis. 

Namun di sisi lain, mereka juga masih percaya akan praktik kedukunan alias shamanisme. Beriringan dengan perkembangan teknologi mereka yang kian mutakhir, bahkan hampir mengalahkan AS. 

Yuk, simak fakta kehidupan masyarakat Korea Selatan berikut ini supaya kamu dapat beradaptasi selama liburan ke Negara Ginseng tersebut. 

 

14 Fakta Kehidupan Masyarakat Korea Selatan, Apa Saja?

Sebenarnya, penggambaran kehidupan orang Korea Selatan kurang lebih seperti di drakor一sekalipun ada juga yang tidak sejalan dengan kenyataannya. 

Jika liburan ke Korea Selatan menggunakan program Healing Vest, setidaknya kamu akan menghabiskan waktu selama 7-8 hari, sehingga harus beradaptasi dengan warga lokal sebaik-baiknya. 

 

1. Suka Hidup Sendiri

Dilansir dari chosun.com, survey menyatakan 40% warga Korea Selatan lebih suka hidup sendiri. Meskipun ‘indeks kesepian’ mereka tinggi, tetapi justru 40% responden tersebut menemukan kebahagiaan saat sendirian di rumah. 

FYI, negara Irlandia (43%) dan Denmark (42%) lebih menonjol sebagai negara tempat orang-orang yang suka tertawa bersama dengan orang-orang sekitar di rumah. 

Mayoritas mereka yang suka hidup sendiri ini adalah para perempuan dan berstatus lajang. 

Kamu bisa coba tonton acara I Live Alone dari stasiun MBC yang menunjukkan kepada pemirsa bagaimana kehidupan para selebritis lajang dalam menjalani hidup di rumah, terutama setelah pulang kerja. 

Mulai dari Key SHINee, aktor Lee Jang-Woo, hingga mangaka Kian48 turut tampil di real-variety show tersebut. 

 

2. Selalu Mengedepankan Pendidikan

Sama halnya dengan negara maju lainnya, masyarakat Korea sangat mengedepankan pendidikan. 

Negara ini juga terus-menerus menduduki peringkat terbaik dalam metode pendidikan dan pengetahuan para siswanya. 

Setidaknya, siswa SMA terutama yang hendak melaksanakan ujian akhir akan menghabiskan waktu 16 jam per hari untuk belajar di sekolah. Saat pulang pun, mereka akan belajar lagi di ruang belajar baik secara mandiri maupun bimbel. 

Setidaknya 68% orang-orang Korea berusia 25-34 tahun telah lulus dari universitas. 

 

3. Hampir Setengah dari Orang Korea Bermarga Lee, Kim, dan Park

Jika di Indonesia punya sebagian besar nama seperti Annisa, Muhammad, Siti, maupun Agus, maka di Korea pun ada tetapi dalam bentuk marga. 

Yap, hampir setengah orang Korea itu bermarga Lee, Kim, dan Park. Namun, apabila ditelusuri sebenarnya ada sub cabang dalam marga tersebut. 

Misalnya, marga “Kim” itu dapat berasal dari klan Gimhae Kim, klan Gyeongju Kim, atau klan Andong Kim. 

 

4. Kimchi is Life

Frasa “orang Indonesia tidak bisa disebut ‘sudah makan’ apabila belum makan nasi” itu sama saja dengan orang Korea yang seolah menyatu pada kimchi. 

Yap, bagi mereka kimchi is life sehingga selalu disajikan sebagai lauk一kemanapun dan dimanapun. 

Lucunya, orang-orang bahkan akan selalu mengucapkan “Kimchi” ketimbang “Cheese” saat berfoto. 

 

Baca Juga: [PART 1] 21 Rekomendasi Wisata Korea Selatan Terbaru 2025!

HealingVest

 

5. Sangat Taat Aturan

Orang Korea sangat taat aturan dan tidak berani melewati batas tertentu. 

Sekalipun di Seoul itu ramai dengan berbagai orang, tetapi mereka tidak berani berperilaku melanggar karena ada banyak polisi yang mengawasi dan hukuman denda. 

Seiring berjalannya waktu, masyarakat pun jarang melanggar aturan tersebut. 

Alhasil, Korea Selatan dianggap sebagai negara aman untuk dikunjungi daripada beberapa negara Eropa. 

 

6. Masih Percaya Dukun

Siapa sangka bahwa orang-orang Korea Selatan masih percaya dengan dukun!

Shaman alias shamanisme adalah praktik spiritual dari Korea Selatan yang melibatkan interaksi antara dukun dengan dunia roh. 

Sekalipun masyarakat Korea Selatan sudah maju teknologi dan pemikirannya, tetap saja sebagian dari mereka masih percaya akan praktik dunia perdukunan. 

Eksistensi shaman ini bahkan diadaptasi pada film Exhuma yang menunjukkan bahwa praktik perdukunan masih melekat di antara masyarakat modern dan kaya sekalipun.

Jangankan masyarakat biasa, politikus ternama seperti mantan presiden Yoon Suk-Yeol saja masih mengandalkan shaman. 

Hal ini terbukti ketika tangan Yoon Suk-Yeol terdapat tulisan “raja” dalam karakter China, ketika dirinya sedang berdebat di stasiun televisi. 

Lalu ada juga skandal politik Korea Selatan tahun 2016 yang melibatkan Choi Soon Sil, putri dari pemimpin kultus shamanistik. Kala itu, presiden Park Geun-Hye menjadikan Choi sebagai mentor sekaligus memimpin gerakan agama baru. 

 

7. Kritis Akan Politik

Source: axios.com

 

Mayoritas warga Korea sangat kritis terhadap politik dan tidak segan untuk berdemo guna menyuarakan hak suara mereka. 

Ada banyak isu politik yang menyebabkan pemakzulan pejabat Negara Ginseng tersebut. 

Masih berkaitan dengan skandal politik Korea 2016, presiden Park Geun-Hye juga berhasil dimakzulkan setelah sebagian besar warganya demo hanya dengan “senjata” lilin saja. 

Berita terbaru adalah pada awal Januari 2025 silam, presiden Yoon Suk-Yeol dengan gegabah mendeklarasikan darurat militer tanpa didasari hukum dan sebabnya. 

Tanpa basa-basi, seluruh masyarakat tentu saja langsung berdemo. Para anggota dewan juga berlarian menuju Gedung Biru dan melompati pagar supaya dapat mencegah aksi darurat militer tersebut. 

Hingga akhirnya pada Yoon Suk-Yeol ditangkap dan diadili terkait tuduhan pemberontakan deklarasi darurat militer. 

 

8. Atlet adalah Pahlawan Nasional

Bagi warga Korea, atlet adalah pahlawan nasional. 

Salah satunya adalah Kim Yuna selaku atlet ice skating yang berhasil membawa medali Olimpiade seorang diri. 

Hingga detik ini, Kim Yuna masih menjadi kesayangan mayoritas masyarakat Korea sebagai putri negara. 

 

9. Segala Obrolan Berkaitan dengan Makanan

Source: youtube.com

 

Jika kamu menonton acara Edward Lee’s Country Cook, pasti akan ingat percakapan sekilas bahwa segala obrolan di Negara Ginseng akan berkaitan dengan makanan. 

Bagi mereka, makan diartikan sebagai bentuk kesejahteraan. Jadi, ketika bertanya “Apa kabar?” itu dapat dikatakan sebagai “Sudah makan?”. 

Jika mereka sedang marah saja, hal yang dilontarkan adalah “Kamu membuatku tidak nafsu makan”. 

 

Baca Juga: [PART 2] 19 Rekomendasi Wisata Korea Selatan Terbaru 2025, Lebih Update Tempat Terkini

HealingVest

 

10. Jarang Berbahasa Inggris dengan Baik

Source: heraldcorp.com

 

Sebenarnya, hal ini bergantung pada individu masing-masing karena tidak semua orang Korea tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik. 

Dilansir dari profsabroad.com, Korea Selatan berada pada peringkat ke-121 dalam kemampuan berbicara Bahasa Inggris. 

Namun seiring berjalannya waktu, muda-mudi di sana sudah aware bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa internasional sehingga berkemauan untuk mempelajarinya. 

Itulah mengapa, ketika kamu liburan ke sana sebaiknya belajar frasa umum dalam bahasa Korea. 

Jangan hanya mengandalkan Bahasa Inggris saja. Apalagi jika kamu hendak bertanya jalan kepada orang tua. 

 

11. Sedikit-Banyak Rasisme

Source: aparc.fsi.stanford.edu

 

Sebenarnya, sudah bukan hal baru apabila Korea Selatan menjadi salah satu negara rasis terutama pada turis luar negeri. 

FYI, Korea Selatan juga tidak memiliki Undang-Undang Anti Diskriminasi yang telah direkomendasikan oleh Komite HAM PBB pada tahun 2015l 

Hingga tahun 2020 saja, setidaknya ada 22,0% masyarakat Korea Selatan tidak menginginkan seseorang dari ras berbeda untuk menjadi tetangga mereka. 

Pada pandemi Covid-19 silam saja, sejumlah 1,4 juta warga asing yang tinggal di negara ini awalnya dikecualikan dari rencana subsidi pemerintah. Setelah mendapatkan kritikan keras, baru subsidi tersebut diberikan. 

Mayoritas turis yang mendapatkan aksi rasisme adalah mereka yang tidak bisa berbahasa Korea dengan baik. 

Itulah mengapa, kamu harus mewaspadainya dengan belajar frasa Bahasa Korea untuk berkomunikasi selama liburan di sana.

 

12. Masih Percaya Berbagai Takhayul

Source: 90daykorean.com

 

Tidak hanya praktik shaman, masyarakat Korea juga masih percaya dengan berbagai takhayul walaupun negara mereka sudah serba maju teknologinya. 

Mulai dari tidak mengikutsertakan angka 4 di lift, tidak menulis nama dengan tinta merah, tidak menyalakan kipas angin saat tidur, hingga tidak berjalan dengan pasangan melewati Jalan Deoksugung. 

 

13. Pemain eSports Sebanding dengan Atlet

Source: nytimes.com

 

Bagi warga lokal di negara maju ini, pemain e-Sport sudah sebanding dengan atlet. 

Setiap tahunnya akan terselenggara turnamen eSport besar-besaran dengan berbagai PC canggih dan penonton yang saling mendukung. 

Ada juga guyonan bahwa siapapun yang tidak tahu nama dari pemain eSport, sama saja dengan “menghina” karena mereka “sudah setara” dengan member BTS. 

 

14. Punya Standar Kecantikan yang Berlebihan

Fakta kehidupan warga Korea Selatan selanjutnya yang mungkin sudah banyak orang tahu adalah standar kecantikan yang bahkan berlebihan. 

Standar kecantikan ini berupa kulit bersih, rahang berbentuk V, dan ada aegyo-sal. Hal ini makin dipengaruhi media Korea seperti K-Pop, drama Korea, dan iklan produk. 

Alhasil, meningkat pula jumlah operasi plastik yang bahkan angkanya di atas rata-rata dari negara lain. 

Sebagian besar orang tua bahkan memberikan operasi plastik pada anak gadisnya sebagai bentuk kado ulang tahun di usia 17-19 tahun. 

Standar kecantikan ini menyebabkan tekanan bagi mereka yang wajahnya tidak sesuai dengan proporsi tersebut. Ditambah lagi fakta bahwa ternyata standar kecantikan baik itu pada tinggi badan, berat badan, maupun fisik ini mempengaruhi peluang kerja seseorang. 

Ada 4 selebritas yang sesuai dengan standar kecantikan Korea Selatan yakni Jisoo BLACKPINK, Irene RED VELVET, Jin BTS, Yoona SNSD, Eunwoo ASTRO, Sullyoon NMIXX, Suzy, IU, Jaehyun NCT, Shin Min Ah, dan lainnya. 

 

Baca Juga: 40+ Travel Hacks Wisata Korea Supaya Tidak Kikuk!

 

Siap Beradaptasi Sejenak dalam Kehidupan Warga Korea?

Itulah beberapa fakta menarik seputar kehidupan masyarakat Korea Selatan yang jelas berbeda dengan apa yang ada di negara kita. Setidaknya, persiapkan dirimu dan kemampuan berbahasa Korea sederhana untuk berkomunikasi selama liburan di sana. 

Menjejakan kaki di Pulau Jeju dan Korea Selatan tentu saja akan menjadi pengalaman tak terkira seumur hidup. 

Nah, kamu bisa mewujudkan pengalaman tersebut dengan mengikuti program HealingVest, kolaborasi antara kesempatan healing dengan investasi khususnya reksadana. 

Tanpa basa-basi, ayo segera pilih tujuan healing-mu di sini

 

Sumber:

asiaexchange.org

rusticpathways.com 

HealingVest

 
Share this article via :
whatsapp-investasiku
 
InvestasiKu-footer
 

#YukInvestasiKu For Better Tomorrow

Download aplikasi InvestasiKu di Android, iOS, dan Windows serta nikmati kemudahan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, dan rencana keuangan

 
Download di Google Play Download di App Store Download desktop version
 

InvestasiKu adalah produk dari PT Mega Capital Sekuritas

Menara Bank Mega, Lantai 2, Jalan Kapten Tendean Kavling 12-14A,
RT 002/RW 002, Kelurahan Mampang Prapatan,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kode Pos 12790

Telepon : 021-79175599
Email : customer.care@investasiku.id
WhatsApp : +6282260904080

 
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Spotify
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
Eduvest
 

©2025 InvestasiKu. All rights reserved.

InvestasiKu adalah aplikasi finansial yang dikelola dan dikembangkan oleh PT Mega Capital Sekuritas, dengan misi membuka akses lebih luas bagi masyarakat pada produk-produk keuangan dengan mudah, aman dan terjangkau. Semua transaksi saham, reksa dana, dan obligasi difasilitasi oleh PT Mega Capital Sekuritas sebagai broker saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sekaligus agen penjual reksa dana yang memiliki izin usaha dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

OJK
KOMINFO