Belakangan ini, tagar #KaburAjaDulu ramai di media sosial一menggambarkan gelombang kekecewaan generasi muda Indonesia terhadap kondisi negara ini.
Bukan hanya tentang ekonomi atau pendidikan yang tidak mendukung saja, tetapi juga tentang dunia kerja dan bisnis yang terasa semakin menyesakkan.
Nyatanya, anak muda Indonesia bukan tidak mau berjuang atau bahkan tidak mau mencoba bertahan, tetapi justru sistem yang membuat mereka tidak pernah dihargai.
Ketika bakat, kerja keras, dan integritas tidak cukup untuk sukses一tanpa "jalur belakang", maka kabur mencari peluang di luar negeri menjadi satu-satunya pilihan masuk akal.
Ketika Dunia Kerja Tidak Memberikan Harapan
Hingga detik ini, jutaan anak muda yang masuk ke dunia kerja di Indonesia masih selalu berantusias dan harapan tinggi. Sayangnya, harapan itu malah dipatahkan begitu saja dengan deretan kenyataan pahit:
- Nepotisme masih merajalela. Siapa yang punya "orang dalam" = lebih mudah mendapatkan pekerjaan, daripada mereka yang benar-benar punya kompetensi.
- Budaya sogokan dan pungli. Beberapa perusahaan masih menerapkan "uang pelicin" dalam proses rekrutmen atau promosi jabatan.
- Gaji tidak sebanding dengan beban kerja. Banyak lulusan muda yang harus bekerja dari pagi hingga larut malam, tapi penghasilannya bahkan tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup dasar.
- Lingkungan kerja yang toxic dan tidak menghargai kesejahteraan karyawan. Penerapan sistem kerja lembur tanpa kompensasi layak.
Lantas, dengan semua tantangan ini, bagaimana mungkin generasi muda bisa optimis membangun masa depan di negeri sendiri?
Jangan banding-bandingkan pula dengan generasi sebelumnya. Sekarang ini, bukan saatnya adu mental untuk setiap generasi. Jangan tutup mata atas bobroknya sistem di negara ini.
Berbisnis di Indonesia? Siap-Siap Hadapi Rintangan Berat!
Anak muda Indonesia masih banyak yang punya mimpi untuk membangun usaha sendiri.
Sayangnya lagi-lagi, untuk memulai itu semua saja harus menghadapi beberapa tantangan terlebih dahulu, seperti:
- Birokrasi yang rumit. Mengurus izin usaha bisa memakan waktu berbulan-bulan dan biaya yang tidak sedikit. Sogokan di mana-mana. Untuk bisa mendapatkan perizinan lebih cepat atau mendapatkan proyek, maka harus banyak pula "menyetor" ke pihak tertentu.
- Sulit mendapatkan modal. Akses ke pendanaan usaha yang terbatas. Pinjaman saja masih berbunga tinggi sehingga anak muda kesulitan mengembangkan bisnis.
- Kurangnya perlindungan hukum bagi pengusaha kecil. Banyak kasus usaha kecil gulung tikar karena tidak bisa bersaing dengan pemain besar yang punya "koneksi kuat".
Banyak contoh pengakuan para pebisnis yang selalu “dipalak” dari jutaan hingga milyaran untuk mengurus izin usaha maupun izin halal.
Hal-hal tersebut tentu saja menyebabkan anak muda yang dengan beragam ide brilian, lebih memilih berbisnis di luar negeri.
Tidak dapat dipungkiri bahwa berbisnis di negara ini dan luar negeri ada banyak perbedaan. Di luar negeri, aturan lebih jelas, transparan, dan mendukung inovasi anak muda.
Kenapa Mereka Memilih Pergi?
Fenomena #KaburAjaDulu adalah hasil dari sistem yang tidak mendukung generasi muda untuk berkembang.
Jika ditanya mengapa mereka memilih meninggalkan Indonesia, jawaban pasti akan selalu sama:
- Tidak ada meritokrasi. Mereka yang bekerja keras dan berbakat, akan kalah dengan mereka yang punya koneksi.
- Korupsi masih mengakar di berbagai sektor. Mulai dari dunia pendidikan, dunia kerja hingga dunia usaha. Segalanya terasa sulit apabila tanpa "jalur belakang".
- Minimnya apresiasi terhadap kerja keras. Banyak yang merasa tidak dihargai baik secara finansial maupun profesional.
- Regulasi usaha yang berbelit. Buka usaha kecil saja butuh izin yang panjang, apalagi jika ingin berkembang lebih besar.
#KaburAjaDulu menjadi pilihan utama saat negara lain justru berani menawarkan lingkungan kerja lebih profesional. Ditambah lagi, sistem usaha juga lebih transparan.
Maka, masuk akal ‘kan apabila mereka memilih untuk kabur saja?
Dampak Ekonomi Jika Generasi Muda Terus Pergi
Jika fenomena #KaburAjaDulu terus dibiarkan, tentu saja akan berdampak bagi ekonomi Indonesia一bahkan dalam level serius:
- Brain drain semakin parah. Tenaga kerja berbakat dan profesional akan lebih banyak berkontribusi untuk ekonomi negara lain daripada Indonesia.
- Investasi asing menurun. Investor global cenderung masuk ke negara dengan tenaga kerja yang kompeten dan sistem yang stabil.
Jika tenaga kerja terbaik di negara ini saja memilih pergi, maka wajar saja investor akan mencari tempat lain.
- Lapangan pekerjaan semakin terbatas. Minimnya inovasi dan perkembangan usaha, maka kesempatan kerja dalam negeri pun semakin sempit.
Jangan tutup mata tutup telinga begitu saja. Jika tidak segera ada perubahan, maka Indonesia bukan hanya kehilangan generasi muda, tetapi juga kehilangan daya saing secara global.
Tindakan Pemerintah Harusnya Seperti Apa?
Jika pemerintah serius ingin mencegah eksodus anak muda berbakat, maka perlu ada langkah nyata supaya mereka mau bertahan.
Setidaknya, rezim ini harus sadar diri untuk melakukan hal-hal berikut:
- Bersihkan birokrasi dari korupsi dan pungli. Buat sistem yang transparan agar semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang sama, tanpa harus "membayar lebih".
- Ciptakan dunia kerja yang lebih adil. Pastikan promosi dan perekrutan didasarkan pada kompetensi, bukan karena koneksi atau nepotisme.
- Permudah regulasi usaha. Berikan kemudahan bagi anak muda untuk memulai dan mengembangkan bisnis, tanpa harus melalui proses yang berbelit-belit.
- Berikan insentif bagi profesional muda. Tingkatkan standar gaji dan buat program khusus untuk mempertahankan tenaga ahli di dalam negeri.
- Bangun ekosistem bisnis yang sehat. Kurangi dominasi oligarki, berikan ruang bagi startup dan bisnis kecil untuk berkembang dengan adil.
Langkah-langkah tersebut harus dimulai sejak sekarang. Setidaknya anak muda bisa melihat harapan bahwa masih ada masa depan di Indonesia ini. Mereka juga tidak perlu pergi hanya untuk mendapatkan kehidupan lebih baik.
Rela Menyaksikan Generasi Muda Kabur Begitu Saja?
Fenomena #KaburAjaDulu bukanlah sekadar tren di media sosial belaka.
Ini menjadi peringatan keras bahwa generasi muda sudah kehilangan harapan pada sistem yang seharusnya mendukung mereka.
Perlu digaris bawahi bahwa mereka pergi bukan karena tidak nasionalisme pada Indonesia, tetapi karena merasa tidak dihargai bahkan di negeri sendiri.
Pemerintah dan semua pihak yang berwenang harus bertindak sekarang.
Jika tidak, semakin banyak anak muda berbakat yang memilih untuk membangun masa depan mereka di tempat lain.
Ketika itu terjadi, negara ini tidak hanya akan kehilangan sekadar individu, tetapi lebih pada kesempatan membuat Indonesia menjadi lebih baik.
Supaya makin paham, coba deh simak videonya berikut ini!